Senin, 31 Oktober 2016

Ekstraksi Gigi

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Pencabutan gigi sulung merupakan tindakan yang umum dilakukan di poli gigi. terdapat banyak penyebab dilakukannya pencabutan gigi seperti adanya masalah periodontal di mana gigi yang rusak sudah tidak dapat dirawat dengan perawatan pulpa atau perawatan saluran akar. Penyebab lain dilakukannya pencabutan gigi ialah dilakukannya perawatan ortodonti yang mengharuskan dilakukannya pencabutan gigi. Adanya cedera traumatic juga dapat  dipertimbangkan sebagai salah satu penyebab umum dilakukannya penabutan gigi. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui gambaran karakteristik dan pencabutan gigi sulung di  Puskesman Paniki Bawah kota Manado pada tahun 2012. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Data yang diambil merupakan data skunder berupa seluruh kartu status pasien pencabutan gigi sulung pada tahun 2012 berjumlah total 122. Hasil penelitian berdasarkan usia menunjukkan pada usia 2-4 tahun terdaoat 1 pencabutan (0,81%), usia 5-9 (13.,13%). Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki berjumlah 59 anak (48,36%) sedangkan perempuan berjumlah 63 anak (51,64%). Berdasarkan penyebab pencabutan gigi diketahui terdapat tiga penyebab pencabutan gigi yaitu karies, mobilitas, dan presentasi gigi. Dari ketiga penyebab tersebut, karies gigi merupakan penyebab terbanyak dengan total 70 pencabutan gigi (57,37%). Penyebab lainnya yaitu mobilitas sebanyak 38 gigi (31,14%) dan persistensi sebanyak 14 gigi (11,49%).

1.2  Rumusan Masala
1.   Apa definisi dari pencabutan gigi?
2. Apa saja penyebab terjadinya pencabutan gigi?
3.  Apa fungsi gigi geligi?
4. Apa saja karakteristik penelitian di Puskesmas Panaki Bawah?  
5. Bagaimana hasil penelitian pencabutan gigi pada anak di Puskesmas Panaki Bawah?
6. Bagaimana Komplikasi Pencabutan dengan Penyulitan?
7. Apa saja Tekhnik Pencabutan Gigi?

1.3  Tujuan
1Mengetahui definisi pencabutan gigi
2.  Mengetahui penyebab pencabutan gigi
3. Mengetahui fungsi gigi geligi
4. Mengetahui apa saja metode penelitian
5. Mengetahui penjelasan hasil penelitian pencabutan gigi di Puskesmas Panaki Bawah.
6.  Mengetahui komplikasi pencabutan dengan penyulitan.
7. Mengetahui tekhnik-tekhnik pencabutan gigi


BAB II
ISI

2.1 Definisi Pencabutan gigi
Pencabutan gigi merupakan salah satu tindakan perawatan dalam bidamg Kedokteran Gigi. Penderita umumnya dating ke dokter gigi jika telah timbul keluhan yang sangat mengganggu dengan kerusakan gigi yang parah. Sehingga dalam tindakan pencabutannya mendapatkan kesulitan dan pembutuhan teknik yang sesuai dengan kasusnya.

2.2  Penyebab Pencabutan gigi
1.         Karena ada masalah periondontal dimana gigi yang rusak sudah tidak dapat dirawat dengan perawatan pulpa atau perawatan saluran akar.
2.         Dilakukan perawatan ortodonti yang mengharuskan dilakukannya pencabutan gigi.
3.         Adanya gigi persistensi, gigi yang tidak tanggal padahal telah waktuya tanggal dan menunjukkan resorpsi akar yang tidak cukup untuk proses terjadinya tanggal gigi.
4.         Hipodonsia dan trauma yang terus menerus terjadi atau infeksi berat pada gigi sulung.
5.         Karies gigi atau gigi berlubang.
6.           Kegoyangan gigi atau gigi yang sudah waktunya tanggal.3

2.3  Fungsi Gigi Geligi
Gigi geligi memiliki fungsi penting seperti menstimulasi pertumbuhan lengkung rahang, menjaga hubungan oklusi yang normal, dan mempunyai peranan penting dalam fungsi bicara. Kehilangan gigi geligi akibat pencabutan sebelum waktu erupsi dan tidak dilakukan perawatan lebih lanjut pada anak-anak dapat berakibat buruk seperti drifting, tilting dan malposisi dari gigi tetangga atau gigi prngganti. Masalah lain yang dapat ditimbulkan oleh terjadinya kehilangan gigi ialah masalah estetika. Ketika masalah estetika terjadi maka hal ini dapat lanjut seperti stres dan gangguan intreaksi social yang nantinya akan mempersulit penanganan hal tersebut.1,2
                       
2.4  Karakteristik Penelitian Pencabutan gigi di Puskesmas Panaki Bawah
a)         Berdasarkan jenis kelamin
b)         Berdasarkan pengelompokkan umur
c)         Berdasarkan penyebab pencabutan gigi

2.5  Penyebab dan Penjelasan hasil penelitian pencabutan gigi
Hasil penelitan yang dilakukan di Puskesmas Panaki Bawah ini dalah karies gigi dengan total 70 gigi dari 122 gigi yang dicabut atau 57,37% diikuti oleh persintensi sebanyak 38 gigi 31,14% dan sebanyak 14 gigi 11,49% disebabkan oleh mobilitas gigi. Karies gigi yang merupakan penyebab utama pencabutan gigi pada penelitian ini merupakan penyakit infeksi gigi yang paling sering ditemukan pada masyarakat dan dapat ditemukan pada anak usia dini. Terdapat 90% kasus karies yang ditemukan pada pasien anak yang dating pada klinik Pedodonsi Fakultas Kedoteran Gigi Universitas Airlangga. Nilai yang sama juga ditemukan di Jakarta. Pravalensi karies pada anak balita di Malaysia juga tergolong tinggi dengan angka 87,1%.
         Penyebab dilakukan pencbutan gigi anak pada usia 3-6 tahun di kota Mosul menunjukkan bahwa dari 130 anak yang diteliti pada penelitian tersebut terdapat 99 anak (60,7%) yang mengalami pencabutan gigi disebabkan oleh karies gigi. Hal yang tidak jauh berbeda yaitu meneliti usia 3-6 tahun terdapat 142 (57%) yang disebabkan oleh karies gigi. 11
Penyebab pencabutan gigi lainnya yaitu mobilitas dan persistensi gigi . Penelitiaan yang dilakukan ditemukan 20 gigi dari total 130 gigi yang dicabut disebabkan oleh mobilitas gigi (12,3%) sedangkan terdapat 14 gigi (8,6%) untuk persistensi gigi. 11,12
Moblitas disini merupakan kegoyangan gigi yang normal terjadi pada anak yaitu kegoyangan gigi sudah waktunya tanggal. Mobilitas gigi disini disebabkan karena terjadina resorpsi pada akar yang merupakan proses fisiologis normal dari gigi desidui.13 Orang tua biasanya akan dating ke dokter gigi jika melihat gigi pengganti sudah muncul. Bahkan orang tu yang biasanya “berani” mencabut gigi anaknya sendiri akan kebingungan bahkan takut untuk melakukan pencabutan gigi sendiri karena  biasanya gigi pengganti akan erupsi dari arah ligual atau palatal sehingga gigi yang menggangu atau tidak dalam keadaan normal. Dalam keadaan seperti ini, para orang tua biasanya akan mendatangi dokter untuk melakukan pencabutan gigi pada anak mereka.



2.6  Komplikasi Pengobatan dengan Penyulitan
1.      Fraktur Tulang Alveolar
2.      Fraktur Tuber Maksita
3.      Masuknya Fragmen Akar ke dalam Sinus
4.      Pendarahan yang Berlebihan
5.      Trauma pada Nervus Alveolaris, Nervus Mentasi dan Lingualis

2.7 Teknik Pencabutan Gigi
      1. Teknik Open Methode Extraction
Pencabutan gigi teknik open method extraction adalah teknik mengeluarkan gigi dengan cara pembedahan dengan melakukan pemotongan gigi atau tulang. Prinsip pada teknik ini adalah pembuatan flap, membuang sebagian tulang, pemotongan gigi, pengangkatan gigi, penghalusan tulang, kuretase, dan penjahitan6.
2          2. Teknik Pencabutan Gigi Akar tunggal (Dym, 2001. Gans, 1972,Peterson, 2003)
Teknik pencabutan open method extraction dilakukan pada gigi akar tunggal jika pencabutan secara intra alveolar atau pencabutan tertutup mengalami kegagalan, atau fraktur akar di bawah garis servikal. Tahap pertama teknik ini adalah membuat flap mukoperiostal dengan desain flap envelope yang diperluas ke dua gigi anterior dan satu gigi posterior atau dengan perluasan ke bukal/labial. Setelah flap mukoperiostal terbuka secara bebas selanjutnya dilakukan pengambilan tulang pada daerah bukal/flabial dari gigi yang akan dicabut, atau bisa juga diperluas kebagian posterior dari gigi yang akan dicabut. Jika tang akar atau elevator memungkinkan masuk ke ruang ligamen periodontal, maka pengambilan dapat digunakan tang sisa akar atau bisa juga menggunakan elevator dari bagian mesial atau bukal gigi yang akan dicabut. Jika akar gigi terletak di bawah tulang alveolar dan tang akar atau elevator tidak dapat masuk ke ruang ligamen periodontal maka diperlukan pengambilan sebagian tulang alveolar. Pengambilan tulang diusahakan seminimal mungkin untuk menghindari luka bedah yang besar. Pengambilan tulang alveolar dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, pengambilan tulang dilakukan dengan ujung tang akar bagian bukal menjepit tulang alveolar. Kedua, pembuangan tulang bagian bukal dengan bur atau chisel selebar ukuran mesio-distal akar dan panjangnya setengah sampai dua pertiga panjang akar. Pengambilan akar gigi bisa dilakukan dengan elevator atau tang akar. Jika dengan cara ini tidak berhasil maka pembuangan tulang bagian bukal diperdalam mendekati ujung akar dan dibuat takikan dengan bur untuk penempatan elevator. Setelah akar gigi terangkat selanjutnya menghaluskan tepian tulang, kuretase debris atau soket gigi. mengirigasi dan melakukan penjahitan tepian flap pada tempatnya

Image result for Pencabutan gigi teknik open method extraction dengan pengambilan sebagian tulang bukal
Gambar 1 : Pencabutan gigi teknik open method extraction dengan pengambilan sebagian tulang bukal (Peterson, 2003)

     3.   Teknik Pencabutan Gigi Akar Multipel atau Akar Divergen (Dym, 2001, Cans, 1972, Petcrson, 2003)
                Pencabutan gigi akar multipel dan akar divergen perlu pengambilan satu persatu setelah dilakukan pemisahan pada bifurkasinya. Pertama pembuatan flap mukoperiostal dengan desain flap envelop yang diperluas. Selanjutnya melakukan pemotongan mahkota arah linguo-bukal dengan bur sampai akar terpisahkan. Pengangkatan akar gigi beserta potongan mahkotanya satu-persatu dengan tang.
Image result for Tcknik open method extraction dengan pemotongan mahkota gigi arah linguo-buka
              Gambar 2 : Tcknik open method extraction dengan pemotongan mahkota gigi arah linguo-bukal (Peterson, 2003)
Cara lain adalah dengan pengambilan sebagian tulang alveolar sebelah bukal sampai dibawah servikal gigi. Bagian mahkota dipotong dengan bur arah horizontal dibawah servikal. Kemudian akar gigi dipisahkan dengan bur atau elevator, dan satu persatu akar gigi diangkat. Tepian tulang atau septum interdental yang tajam dihaluskan. Selanjutnya socket atau debris dikuret dan diirigasi serta pcnjahitan tepian flap pada tempatnya.14

Image result for Pencabutan gigi teknik open method extraction dengan pengambilan sebagian tulang bukal
Gambar 3: Pencabutan gigi  molar atas dengan pemotongan mahkota dan pengambilan akar satu persatu (Peterson, 2003).14






BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Pencabutan gigi sulung di Puskesmas Panaki Bawah Manado pada bulan Januari 2012 sampai Desember 2012 terbanyak pada usia 5-9 tahun.
2. Berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih banyak daipada laki-laki
3. Berdasarkan penyebab pencabutan gigi, karies gigi merupakan penyebab terbanyak, diikuti mobilitas dan persistensi.

3.2 Saran
1. Bagi pemerintah diharapkan dapat mengoptimalkan upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan gigi dan mulut yang terjadi pada anak-anak dan penyediaan alat-alat yang belum tersedia di Polio Gigi Puskesmas Paniki Bawah Manado.
2. Bagi masyarakat diharapkab dapat menggunakan fasilitas Poli Gigi di Puskesmas Paniki Bawah sehingga dapat meningkatkan status kebersihan gigi dan mulut.
3. Mahasiswa FKG mampu mengetahui tekhnik-tekhnik pencabutan gigi 

  Daftar Pustaka
1.      Mohammed AG. Causes of primary and permanent teeth extraction in children aged 3-12 years in mosul city. Al- Rafidain Dent. J. 2008;8 (2): 24S-29S.
2.      Adekoya-Sofowora CA. Traumatized anterior teeth in children: a review of the literature. J Niger Med 2001; 10(4): 151-157
3.      Bjerklin K, Bennet J. the long term survival of second primary molars in subjects with agenesis of premolars. J Eur of orthod. 2000; 22: 245-255
4.      Odai CD, Azodo CC, Ezeja EB, Ebuekwe ON. Reason for Exodontia in rural Nigerian childdern. Department periodontiticis University Teaching Hospital, Benin Nigeria. 2010; 33(132):19-24
5.      Anyanechi C, Chukwuneke F. Survey of the reasons for dental extraction in eastern Nigeri.Ann Med Health Sci Res. 2012 Jul;2(2):129-33
6.      Pottimau E. Gambaran pencabutan gigi sulung di puskesmas bahu pada tahun 2010. Skripsi. Manado: Universitas Sam Ratulangi. 2011
7.      McDonald RE, Avery DR. Dean JA.
Dentistry for the child and adolescent. 8th Missouri: Mosby; 2004
8.      Tamba S. Waktu erupsi gigi permanen ditinjau dari usia kronologis pada anak usia 6-12 tahun di sd st Antonius v medan. Skripsi. USU:Medan 2010
9.      Pola erupsi gigi permanen pada anak etnis tionghoa sd perguruan buddhis bodhictitta. Skripsi. USU:Medan;2010
10.  Mohammed AG. Causes of primary and permanent teeth in children aged 3-12 years in mosul city. Al-rafidain Dent. J. 2008; 8(2): 24S-29S
11.  Mohamad SBB. Karies gigi pada anak usia 20-40 bulan dengan kelahiran prematur di rsu pirngadi medn. Skripsi. USU: Medan;2011
12.  Nsour HF, Masarweh NA. Reasons for extraction of primary teeth in Jordan-a study. Pakistan oral & dent. J. 2013; 33(2)
13.  Harokopakis-hajishengallis E.
Physigologic root resorpation in primary teeth: molecular and histological events. Journal of Oral Science: 49(1):1-12. 2007
14.  Jurnal Kesehatan Gigi Volume 1 Nomor 2 Agustus 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar